Efek Beragunan Aset (EBA) Ritel adalah suatu instrumen investasi yang terbilang baru di pasar modal dan memiliki berbagai keunggulan yang diminati oleh masyarakat.
Pada saat ini, investasi adalah hal yang umum dibicarakan oleh semua kalangan masyarakat di Indonesia. Investor tentu saja harus memahami jenis-jenis instrumen investasi agar aset-asetnya menjadi optimal dan dapat melakukan diversifikasi portofolio. Beberapa instrumen investasi yang dapat menjadi pilihan adalah saham, reksa dana, obligasi, dan Efek Beragunan Aset (EBA).
Baca Juga: Investasi EBA Ritel? Yuk, Kenali Risikonya
EBA sendiri berbentuk Surat Partisipasi, yang berarti surat berharga yang terdiri dari sekumpulan Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) yang diterbitkan melalui proses sekuritisasi sehingga dapat menjadi instrumen investasi pendapatan tetap yang dapat diperjualbelikan di pasar sekunder.
Mudahnya membeli EBA Ritel sama dengan membeli tagihan KPR dari perbankan. Sebelum membeli EBA Ritel, tentu saja harus memahami risiko dari instrumen investasi ini. Risiko dari EBA Ritel yaitu fluktuasi harga pasar sekunder yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Selain itu, terdapat juga risiko pelunasan KPR lebih awal yang nantinya justru dapat mempengaruhi yield yang akan diterima investor.
EBA pertama kali diterbitkan oleh PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) pada tahun 2009 dan hanya dijual kepada investor institusi. Sejak akhir tahun 2018, SMF mulai menjual EBA kepada investor retail. Dengan kepemilikan rating AAA dan kupon di atas deposito, EBA Ritel merupakan instrumen yang aman dan menguntungkan bagi investor. Beberapa benefit yang ditawarkan EBA Ritel kepada investor adalah sebagai berikut:
Bunga per tahunnya di atas bunga deposito
Risiko terjadinya default cukup rendah, karena risiko terbagi ke banyak tagihan KPR dan proses KPR yang sangat ketat saat proses sekuritisasi (rating AAA)
Nilai transaksi minimum yang terjangkau (min. Rp 100.000,-)
Dapat diperjualbelikan di pasar sekunder dengan penyelesaian T+1
Kupon dibayar setiap tiga bulan
Nilai pokok investasi akan diamortisasi dan dibayar tiap tiga bulan sekali. Tentunya, investor dapat melakukan investasi kembali ke produk lainnya tanpa khawatir dana terkunci.
Tentu saja instrumen EBA Ritel memiliki perbedaan dengan yang lainnya. Agar memudahkan kita untuk berinvestasi, berikut ini perbedaan antara Obligasi Ritel (ORI), EBA Ritel, dan Reksa Dana yang dilansir dari laman resmi Kementerian Keuangan Republik Indonesia:
Obligasi Ritel (ORI) | EBA Ritel | Reksa Dana |
Instrumen fixed income | Instrumen fixed income | Saham atau obligasi atau instrumen campuran antara saham dan obligasi |
Dikelola sendiri | Dapat dijual kapan saja dan dikelola sendir | Dikelola manajer investasi |
Low risk | Low risk | Mid to low risk |
Begitu pula dengan mekanisme pembayaran kupon, EBA Ritel memiliki perbedaan dibandingkan dengan instrumen berbasis fixed income lainnya seperti Obligasi Ritel. Berikut ini perbedaan mekanisme kupon antara EBA Ritel dan Obligasi Ritel:
Obligasi Ritel (ORI) | EBA Ritel |
Dibayarkan setiap bulan | Dibayarkan setiap tiga bulan |
Fixed rate hingga saat jatuh tempo | Compounding Interest (bunga berbunga) |
Tingkat bunga berkisar antara 5% sampai 8% tiap tahunnya | Tingkat bunga berkisar antara 7% sampai 9% tiap tahunnya |
Baca Juga: Kenalan dengan SBN yuk!
Dengan berinvestasi dalam EBA Ritel, keuntungan akan diperoleh secara tetap dari kupon bunga yang dibayarkan setiap tiga bulan sekali. Selain itu, EBA Ritel juga dapat dijual kapan saja dengan nilai transaksi yang terjangkau. Dengan diversifikasi investasi dalam EBA Ritel, risiko gagal bayar juga rendah karena risiko terbagi dalam banyak tagihan KPR.
Instrumen investasi EBA Ritel diharapkan oleh para investor menjadi alternatif berinvestasi jangka panjang yang menawarkan imbalan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk tabungan atau deposito. Bersama BIONS by BNI Sekuritas kamu dapat memulai investasi dengan bertransaksi EBA Ritel untuk mendapatkan instrument yang rendah risiko dan banyak keuntungannya. Yuk mulai berinvestasi Bersama BIONS.
Author Detail
BIONS