Pada 4Q23 PATMI BRIS naik sebesar 9% QoQ dan 43% YoY. Bagaimana analisa lengkap dari tim Research BNI Sekuritas? Dan bagaimana rekomendasi tim Research BNI Sekuritas untuk BRIS? Cek selengkapnya dalam artikel ini!
Baca juga: Waktu Kalibrasi Ulang Pemotongan Tarif
PATMI (Profit After Tax & Minority Interest) BRIS pada 4Q23 melonjak sebesar 9% QoQ dan 43% YoY, menjadikan PATMI (Profit After Tax & Minority Interest) FY23 menjadi Rp5,7 triliun (+34% YoY), melampaui perkiraan konsensus FY23 tapi sesuai dengan perkiraan tim Research BNI Sekuritas.
Perkembangan signifikan terutama terjadi pada Cost of Credit (CoC) dan opex. Cost of Credit tercatat sebesar 1,2% di FY23, turun signifikan dari 2% di FY22, didukung oleh kualitas portofolio yang kuat. Cost of Fund (CoF) BRIS meningkat sebesar 8bps QoQ di 4Q menjadi 2,4%. Pada FY23, Cost of Fund BRIS meningkat sebesar 60 bps YoY, sesuai dengan Mandiri dan melampaui BRI dan BNI. Hal ini menempatkan Cost of Fund BRIS pada 2,28% pada tahun 2023, lebih rendah dari BRI dan BNI, meskipun ada permasalahan terkait IT pada bulan Mei mempengaruhi pertumbuhan simpanan BRIS.
Biaya provisi turun sebesar 37% QoQ dan 71% YoY di 4Q23, menurunkan Cost of Credit menjadi 0,6%. Penurunan Cost of Credit yang lebih rendah dari perkiraan disebabkan oleh peningkatan kualitas aset. Pembiayaan mengalami peningkatan sebesar 16% YoY pada 4Q23.
Segmen konsumen tetap menjadi pendorong pertumbuhan utama, dengan peningkatan sebesar 16% YoY. Dalam segmen ini, pembiayaan berbasis payroll memimpin dengan pertumbuhan sebesar 20% YoY.
Pertumbuhan simpanan meningkat 12% YoY pada Desember 2023, naik dari 7% YoY pada September 2023. Untuk 2024F, bank telah mendorong pertumbuhan pembiayaan sebesar 15% (2023: 15,7%), pertumbuhan simpanan antara 8,5-10% (2023: 12,4%), NIM sebesar 5,5-5,86% (2023: 5,82%), NPF bruto kurang dari 2% (2023: 2,08%), cakupan NPF sekitar 200% (2023: 194%), dan PAT sebesar Rp6,3-6,5 triliun (2023: Rp5,7 triliun).
Disamping itu, meskipun suku bunga naik, imbal hasil aset bank turun sebesar 29 bps QoQ dan 47 bps YoY di 4Q23, sehingga memberikan tekanan tambahan pada NIM. Menurut pandangan tim Research BNI Sekuritas, penurunan ini mungkin sebagian disebabkan oleh meningkatnya persaingan di segmen Consumer.
Tim Research BNI Sekuritas pertahankan peringkat 3M HOLD dan 12M BUY dengan TP lebih tinggi sebesar Rp2.600. Peringkat 3M HOLD karena efek kenaikan harga saham yang sudah rally signifikan dan kekhawatiran atas meningkatnya persaingan di segmen payroll loan. Namun, tim Research BNI Sekuritas yakin bahwa dalam jangka panjang, BRIS berada pada posisi yang baik untuk meningkatkan pangsa pasarnya, mengingat keunikan produk syariahnya dan biaya pendanaan yang relatif lebih rendah dibandingkan pesaingnya. Selain itu, tim Research BNI Sekuritas menganggap BRIS sebagai penerima manfaat utama dari industri syariah yang berkembang di Indonesia.
Keberhasilan BRIS terlihat dari kuatnya waralaba tabungan yang tetap tangguh selama siklus kenaikan suku bunga saat ini, dengan rasio tabungan tertinggi kedua di antara bank-bank besar. Setelah hasil FY23, tim Research BNI Sekuritas telah menurunkan perkiraan laba FY24F25F sebesar -3%/-6%, kini berada 5%/4% di atas perkiraan konsensus.
Kamu sudah jadi bagian dari pemegang saham BRIS? Jika belum, yuk mulai investasi kamu di BIONS by BNI Sekuritas! Download dan registrasi BIONS sekarang! Dapatkan promo menarik yang bisa kamu cek selengkapnya di sini.
Disclaimer on: Analisis, Informasi dan pendapat yang tercantum dalam dokumen ini, telah disusun berdasarkan informasi yang tersedia atau diperoleh dengan itikad baik dari sumber-sumber yang diyakini dapat dipercaya. Tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat oleh BNI Sekuritas mengenai keakuratan kelengkapan informasi yang terkandung di dalamnya. Analisis ini hanya untuk informasi Anda dan tidak dimaksudkan sebagai penawaran, atau pemenuhan atas suatu penawaran, untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan transaksi akan kembali kepada keputusan investor.
Author Detail
BIONS