BIONS | 2024-04-30

Hal-Hal Positif Jasa Marga dari NDR Domestic

 

 

Volume transaksi Jasa Marga meningkat sebesar 4% YoY dan dalam 3 tahun kedepan Jasa Marga memperkirakan total volume transaksi meningkat 5%-6%. Bagaimana analisa lengkap dari tim Research BNI Sekuritas? Dan bagaimana rekomendasi untuk JSMR? Cek selengkapnya dalam artikel ini!

Baca juga: Pencapaian Profitabilitas GOTO Menunjukkan Perubahan Pertumbuhan

Mempercepat Volume Transaksi Tol Baru

Mempercepat volume transaksi jalan tol baru untuk menopang prospek pertumbuhan LT. Pada tahun 2023, volume transaksi meningkat sebesar 4% yoy, sementara kontribusi volume transaksi jalan tol baru tetap sebesar 28% dari total volume. Dalam tiga tahun ke depan, perusahaan memperkirakan total volume transaksi akan meningkat setidaknya pada tingkat 5%-6% per tahun. Peningkatan ini disebabkan oleh akselerasi volume lalu lintas di jalan tol baru yang masih dapat mengalami pertumbuhan dua digit, sementara jalan tol yang sudah beroperasi diperkirakan akan mengalami peningkatan volume lalu lintas sekitar 1%- 2% per tahun.

JSMR menyebutkan bahwa dengan tersambungnya jalur JORR 2, volume transaksi di jalan tol yang berada di dalam jalur lingkar (ring road) telah meningkat secara signifikan, yaitu sekitar 20% dibandingkan dengan jalan tol yang belum tersambung. Selain peningkatan volume lalu lintas, kenaikan tarif dua tahunan diperkirakan akan tetap sesuai rencana. Menariknya, pada FY24F, perusahaan memperkirakan penyesuaian tarif akan terjadi sebagian besar pada 1H24F, atau lebih cepat dibandingkan dengan estimasi tim Research BNI Sekuritas, sebagian besar pada 2H24F. Pada FY25F, mungkin akan ada lebih banyak penyesuaian tarif khusus, yang merupakan bagian terakhir dari kompensasi batas tarif Trans-Jawa.

Selain itu, mungkin akan ada integrasi tarif lebih lanjut. Jika terealisasi, kedua hal tersebut berpotensi memberikan risiko kenaikan lebih lanjut terhadap estimasi tim Research BNI Sekuritas. Secara historis, perusahaan telah berhasil menyelesaikan enam integrasi tarif, yang menghasilkan peningkatan pendapatan berkisar antara 1%-50% di masing-masing ruas tol setelah implementasi. JSMR juga masih terus berdiskusi dengan pemerintah terkait kompensasi pandemi Covid.

Meningkatkan Marjin

Pada FY23, marjin EBITDA JSMR mencapai 64%, dibandingkan dengan 63% pada FY22. Peningkatan marjin EBITDA ini disebabkan oleh peningkatan kontribusi pendapatan jalan tol baru yang mencapai 31% pada FY23 dibandingkan dengan 26% pada FY22, sehingga marjin EBITDA menjadi lebih tinggi, yaitu sekitar 85%. Selain itu, tiga ruas jalan tol telah dikonsolidasikan kembali dari pembelian kembali RDPT MIET tahun lalu. Pada FY24F, JSMR menargetkan marjin EBITDA sebesar 64%-66%.

Sementara itu, dalam lima tahun ke depan, JSMR menargetkan peningkatan marjin EBITDA lebih lanjut, yang berpotensi mencapai 70% pada saat itu. Peningkatan ini diharapkan berasal dari akselerasi lebih lanjut dalam kontribusi pendapatan jalan tol baru, ditambah dengan rencana untuk menerapkan langkah-langkah efisiensi biaya. Langkah-langkah efisiensi biaya tersebut antara lain dengan memusatkan operasional Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) di tingkat perusahaan induk. Selain itu, JMTO dan JMTM (Jasamarga Tollroad Maintenance) telah memperoleh pangsa pasar yang lebih besar, masing-masing mencapai 53% dan 41% pada tahun 2023.

Hal ini memungkinkan JSMR untuk mengoperasikan lebih banyak rute tol yang terhubung, di mana JSMR dapat mencapai efisiensi biaya yang lebih besar baik dalam hal operasional maupun pemeliharaan. 

Mengelola Pengeluaran Belanja Modal dan Pengembalian Investasi

Perusahaan akan terus fokus pada lima pengembangan jalan tol yang ada di dalam pipeline dengan total belanja modal hingga Rp75 triliun, yang diharapkan akan tersebar setidaknya hingga tahun 2030. Perusahaan akan mempertahankan panduan belanja modal yang tidak berubah, dengan maksimum tidak lebih dari Rp10 triliun per tahun.

JSMR saat ini juga merasa nyaman untuk meningkatkan partisipasinya dalam investasi minoritas pada jalan tol baru, yang mungkin diikuti dengan peningkatan kepemilikan saham dari waktu ke waktu. JSMR masih bertujuan untuk mempertahankan tingkat pengembalian internal portofolio proyek (IRR) yang tidak berubah, yaitu minimal 12%-13% dalam jangka panjang.

Prospek Pembiayaan

JSMR tetap berada di jalur yang tepat untuk merealisasikan divestasi hingga 35% kepemilikan saham di JTT, yang kemungkinan akan dilakukan pada 1H24F. Hasil dari divestasi tersebut terutama ditujukan untuk deleveraging di tingkat perusahaan induk. Meskipun demikian, JSMR memperkirakan total saldo utang akan tetap stabil karena perusahaan akan menarik utang untuk ekspansi.

Dari sisi biaya pendanaan, perusahaan terus menjaga agar WACD tidak melebihi 7,5% pada akhir FY24, dibandingkan dengan 6,7% pada akhir FY23. Tim Research BNI Sekuritas masih mempertahankan asumsi WACD yang lebih konservatif, dengan ekspektasi kenaikan sebesar 110 bps pada FY24F, dan tetap datar pada FY25-26F. Kenaikan biaya utang diperkirakan disebabkan oleh dampak lagging dari kenaikan biaya pendanaan untuk utang dengan suku bunga mengambang (sekitar 55% dari total utang), seperti yang diminta oleh kreditur.

Selain itu, karena Perseroan akan mendapatkan utang baru untuk proyek-proyek greenfield-nya, maka biaya pendanaan akan lebih tinggi dibandingkan dengan biaya pendanaan di tingkat perusahaan induk. Namun, hal ini tidak serta merta mengakibatkan biaya bunga yang jauh lebih tinggi, karena biaya bunga tetap dikapitalisasi selama konstruksi proyek. Hal yang lebih positif, prospek WACD juga akan bergantung pada arah suku bunga acuan Bank Indonesia, sementara setelah proyek selesai, seharusnya dapat menurunkan biaya pinjaman karena prospek risiko yang lebih rendah.

Rekomendasi Tim Research BNI Sekuritas

Tim Research BNI Sekuritas mempertahankan pandangan positif tim Research BNI Sekuritas terhadap JSMR, karena tim Research BNI Sekuritas percaya lintasan pertumbuhan yang solid akan tetap berada di jalur yang tepat, dengan proyeksi EBITDA 18% dan CAGR inti 15% untuk FY24-26F.

Selain itu, tim Research BNI Sekuritas mengantisipasi bahwa JSMR akan terus menunjukkan manajemen modal dan arus kas yang kuat. TP tim Research BNI Sekuritas untuk JSMR tidak berubah di Rp6.400 per saham, masih berdasarkan EV/EBITDA 9,1x untuk FY24F (0,8 di bawah rata-rata LT). Risiko utama termasuk volume dan ASP yang lebih rendah atau lebih tinggi dari ekspektasi, serta perubahan peraturan yang tidak menguntungkan.

Transaksi saham kamu sekarang di BIONS by BNI Sekuritas! Download dan registrasi BIONS sekarang! Dapatkan promo menarik yang bisa kamu cek selengkapnya di sini.

 

Disclaimer on:
Analisis, Informasi dan pendapat yang tercantum dalam dokumen ini, telah disusun berdasarkan informasi yang tersedia atau diperoleh dengan itikad baik dari sumber-sumber yang diyakini dapat dipercaya. Tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat oleh BNI Sekuritas mengenai keakuratan kelengkapan informasi yang terkandung di dalamnya. Analisis ini hanya untuk informasi Anda dan tidak dimaksudkan sebagai penawaran, atau pemenuhan atas suatu penawaran, untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan transaksi akan kembali kepada keputusan investor.

Related Tutorial

Author Detail

BIONS


Halo, saya DINA - chatbot BIONS, siap membantu kamu. Untuk memulai percakapan mohon lengkapi data berikut