Pada akhir bulan September 2023, yield UST (US treasury) 10 tahun naik menjadi 4,6%, dimana ini level tertinggi sejak tahun 2007 yang menyebabkan adanya foreign outflow dari emerging market termasuk Indonesia. Kekhawatiran investor antara lain: Pertama debat mengenai Fed rate berpotensi tetap tinggi untuk jangka waktu lebih lama. Kedua, Shutdown Pemerintah AS, tapi risiko ini telah dihindari sejak Kongres meloloskan RUU pendanaan pada 1 Oktober yang akan menopang pengeluaran Pemerintah selama 45 hari. Ketiga, harga minyak mendekati US$100, sehingga masih ada resiko ke inflasi tetap tinggi. Keempat, konsumen AS mulai resah dengan saham konsumen turun 8% sejak Agustus 2023. Kelima, tantangan berkelanjutan China yang berasal dari dampak sektor properti, dan yang terakhir, ekonomi Eropa yang melambat. Bagaimana dengan faktor-faktor lainnya? Dan bagaimana rekomendasi dari tim Reserach BNI Sekuritas? Cek selengkapnya dalam artikel ini!
Baca juga: Kinerja Merdeka Copper Gold 2Q23
Inflasi pada bulan September 2023 turun menjadi 2,3% YoY terutama karena high base effect yang terjadi setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar sekitar 30% pada September 2022. Kenaikan MoM 0,2% pada bulan September 2023 terutama disebabkan oleh kenaikan harga beras 13-15% YTD. Meskipun demikian, inflasi YTD sebesar 1,6% masih jauh lebih rendah dari target inflasi pemerintah 3%±1% dan perkiraan kami sebesar 3,4%. Ke depan, para ekonom tim Research BNI Sekuritas memperkirakan inflasi September 2023 akan menjadi yang terendah dan akan meningkat karena kenaikan pangan.
Meskipun terjadi penurunan sebesar 0,2% MoM, IHSG mencatat kinerja yang lebih baik daripada sebagian besar index global yang didukung oleh entitas non-LQ45 terutama dari sektor minyak dan energi terbarukan, seperti AMMN, BRPT, TPIA, dan MEDC. Investor asing menjual saham sebesar US$230 juta. Pada September 2023, investor asing banyak menjual saham-saham di sektor keuangan kecuali BBNI yang menjadi satu-satunya bank besar yang asing masih catatkan net buy. Investor asing juga terus menjual obligasi pada September mencapai US$1,1 miliar. Akibatnya kepemilikan asing pada saham dan obligasi turun masing-masing sebesar 95bps/21bps MoM menjadi 37%/11%. Global index and currency performance in Sep-23
Tim Research BNI Sekuritas memperkirakan permintaan mass-market dan likuiditas akan membaik, sejalan dengan percepatan pengeluaran pemerintah dan ini berpotensi menaikkan growth outlook di 2024F. Kami menyarankan untuk tetap menggunakan pendekatan bottom-up dalam kondisi yang tidak stabil saat ini, dengan saham-saham yang menarik adalah MAPA, ACES, SILO, BFIN, dan ICBP.
Sobi, mau dapat Daily Stock Pick setiap harinya dari tim Research BNI Sekurita? Yuk, mulai investasi kamu #BersamaBIONS! Download dan registrasi sekarang untuk capai peluang investasimu! Dapatkan kombo hadiah menarik berupa Voucher 50K plus Cashback 100% Fee Broker dengan menggunakan kode referal BIONS. Mulai investasi kamu #BersamaBIONS!
Disclaimer on: Analisis, Informasi dan pendapat yang tercantum dalam dokumen ini, telah disusun berdasarkan informasi yang tersedia atau diperoleh dengan itikad baik dari sumber-sumber yang diyakini dapat dipercaya. Tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat oleh BNI Sekuritas mengenai keakuratan kelengkapan informasi yang terkandung di dalamnya. Analisis ini hanya untuk informasi Anda dan tidak dimaksudkan sebagai penawaran, atau pemenuhan atas suatu penawaran, untuk membeli atau menjual saham tertentu. Keputusan transaksi akan kembali kepada keputusan investor.
Author Detail
BIONS