Apakah kamu pernah menemukan saham yang memiliki potensi kenaikan yang besar? Namun persediaan dana yang kamu miliki tidak mencukupi untuk membeli saham tersebut. Tenang, kamu tetap dapat memaksimalkan peluang tersebut dengan memanfaatkan fasilitas margin trading. Jadi kamu tetap dapat membeli saham-saham incaranmu. Eits, tapi kamu harus memastikan saham tersebut merupakan saham yang benar-benar berpotensi dan juga tetap menimbang faktor risiko dari memanfaatkan fasilitas ini. Yuk simak artikel berikut untuk mengenal margin trading lebih dalam.
Baca Juga: Belajar Investasi Saham: Investor Pemula Wajib Tahu
Margin trading merupakan fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan sekuritas kepada para nasabahnya. Tujuan fasilitas ini adalah meningkatkan potensi keuntungan yang bisa didapatkan oleh investor dengan melakukan pembelian saham lebih besar dari modal yang dimiliki. Tentunya pihak sekuritas tidak memberikan fasilitas ini secara cuma-cuma, terdapat beberapa syarat yang harus nasabah penuhi untuk dapat menggunakan fasilitas margin trading. Dengan fasilitas tersebut investor dapat melakukan pembelian saham berkali-kali lipat dari modal yang dimiliki di Rekening Dana Nasabah (RDN).
Saham yang dimiliki investor tidak akan di jual paksa atau forced sell walaupun penggunaan margin telah melewati T+3 (selama rasio jaminan masih cukup).
2. Suku Bunga Kompetitif
Transaksi menggunakan margin semakin ringan dengan biaya beban bunga sebesar 0,050% perhari yang nantinya diakumulasikan dalam perhitungan bulanan.
Seorang investor melaksanakan transaksi dengan fasilitas margin trading pada sebuah sekuritas untuk membeli sebuah saham. Tentunya, sekuritas tersebut memberikan pinjaman tidak secara gratis. Terdapat jaminan yang diberikan oleh investor berupa sebagian atau seluruh saham dalam portofolionya untuk memperoleh dana pinjaman tersebut.
Setelah pinjaman jatuh tempo, investor tersebut harus membayar kembali pinjamannya plus bunga. Pembayaran kembali atas pinjaman itu dapat bersumber dari injeksi modal tambahan ke RDN pada hari bursa berikutnya, ataupun dari keuntungan trading saham yang telah diperoleh.
Seandainya investor berhasil memperoleh keuntungan (capital gain) dari saham tersebut sebelum jatuh tempo, maka ia dapat melunasi pinjaman dari fasilitas margin trading itu dengan menggunakan keuntungan dari pembelian saham tersebut. Sedangkan jika saham tersebut belum profit sampai jatuh tempo, maka ia perlu menambahkan modal ke RDN guna melunasi pinjaman dan bunga dari margin trading.
Baca Juga: Capital Gain: Pengertian, Jenis dan Cara Menghitung
Risiko capital loss terbilang risiko yang cukup fatal dan sangat merugikan bagi investor. Seperti yang kita ketahui bahwa saham merupakan instrumen investasi yang fluktuatif dan berisiko tinggi. Jika kamu tidak tekun dan jeli dalam memilih saham maka kamu akan mengalami risiko capital loss dimana dana portofoliomu akan berkurang, ditambah lagi kamu membelinya menggunakan fasilitas margin trading, sehingga kerugian yang kamu alami akan berlipat.
Apabila investor gagal membayar kembali pinjaman dan juga bunga dari fasilitas margin trading, maka secara otomatis sekuritas akan melikuidasi saham-saham yang berada dalam portofolio investor tersebut sesuai dengan jumlah pinjaman dan bunga yang harus dibayarkan. Proses ini pencairan saham secara otomatis ini sering juga disebut dengan ‘forced sell’.
Margin Trading akan sangat bermanfaat untuk investor yang memiliki keterbatasan modal dalam trading saham. Investor pemula maupun investor berpengalaman sama-sama dapat memperoleh keuntungan lebih besar, asalkan mampu memanfaatkannya dengan benar. Dua kunci utama untuk sukses cuan dengan fasilitas ini adalah pemahaman atas aturan margin trading itu sendiri serta pemilihan saham yang tepat.
Halo, saya DINA - chatbot BIONS, siap membantu kamu. Untuk memulai percakapan mohon lengkapi data berikut
Author Detail
BIONS